Masih Ada Seseorang Yang Menjagamu
Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika seorang wanita muda
 berpenampilan menarik dan cantik memakai tongkat putih menaiki tangga 
bus. Dia membayar kondektur bus,lalu dengan tangan meraba-raba kursi dia
 berjalan menyusuri lorong sampai menenukan kursi yg kosong. Kemudian 
dia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya, dan menyandarkan tongkat di 
tungkai kakinya.
Setahun sudah lewat sejak wanita buta 
itu, Nivi, baru berumur 24 tahun didiagnosa kehilangan penglihatannya 
ketika suatu penyakit merenggut matanya. 
Dia merasa 
terlempar kedalam dunia yg gelap gulita,penuh amarah, frustasi, dan rasa
 kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita karier yg biasa independen, Nivi merasa dikutuk oleh nasib mengerikan yg membuatnya merasa 
kehilangan kemampuan, tak berdaya, dan menjadi beban bagi orang2 di 
sekelilingnya.
Depresi mematahkan semangat susan yg 
tadinya selalu optimis. Tetapi betapapun seringnya dia menangis dan 
meratapi nasibnya dalam doa, dia juga menyadari kenyataan yg menyakitkan
 itu - bahwa penglihatannya tak kan pernah pulih lagi -. Dia menjadi 
sangat bergantung pada Rian, suaminya.
Satu-satunya yg 
menenangkan hatinya adalah ungkapan Rian yg berkata," Sabarlah sayang ..
 bayangkan pahala yg akan kau dapat dari Allah dari kabar gembira Sabda 
Nabi saw yg mengatakan,Jika Allah mencinta seorang hamba dengan 
mengambil penglihatannya, jika ia sabar dan ridha, maka tak ada balasan 
yg lain selain Surga". 
Maka setiap hari Rian membimbing Nivi kekamar mandi untuk berwudhu kemudian sholat berjamaah. 
Mengambilkan susan nasi dan menemaninya makan, begitu seterusnya.
 Rian adalah seorang perwira militer angkatan udara. Dia mencintai Nivi dgn 
tulus setulus-tulusnya. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, 
dia tau bagaimana susan tenggelam dalam keputusasaan. Rian bertekad akan
 menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri milik Nivi yg sudah 
lama hilang. Latar belakang militer Rian membuatnya terlatih untuk 
mnghadapi berbagai situasi darurat. tetapi dia tahu, ini adalah 
pertempuran paling sulit yg pernah dihadapinya.
Akhirnya, Nivi siap untuk bekerja lagi. Tapi bagaimana dia akan sampai dikantornya? 
Dulu Nivi biasa naik bus, tetapi sekarang ia terlalu takut untuk pergi 
sndirian. Rian menawarkan untuk mengantarnya setiap hari, meskipun 
tempat kerja mereka terletak dipinggiran kota yg berseberangan. 
Mula-mula, kesepakatan itu membuat Nivi merasa nyaman dan Rian merasa 
puas karena bisa melindungi istrinya yg buta. Tetapi Rian segera 
menyadari bhwa peraturan itu keliru. NIVI HARUS BELAJAR NAIK BUS LAGI, 
SEORANG DIRI !
Bukan maksud Rian ingin menelantarkan 
istrinya, tapi Nivi harus diajari untuk mandiri. Kebutaannya bukan 
alasan dia harus selalu bergantung pada orang lain, meskipun itu 
suaminya sendiri.. kata Rian dalam hati.
Setelah itu, 
selama 1 bulan penuh Rian, dengan memakai seragam militer lengkap, 
mengawal nivi ke dan dari tempat kerja setiap hari. Dia mengajari Nivi
 bagaimana menggantungkan diri pada inderanya yg lain, terutama 
pendengarannya, untuk menentukan dimana dia berada dan bagaimana 
beradaptasi dengan lingkungan yg baru. Dia mengajari susan untuk 
berkenalan dan berkawan dengan sopir2 bus dan kondektur yg dapat 
mengawasinya dan menyisakan satu kursi untuknya setiap hari.
Setiap
 pagi mereka berangkat kerja bersama-sama, setelah itu Rian akan naik 
taksi kekantornya. Rian percaya dan yakin Tuhan akan membimbingnya. 
Hanya butuh waktu dan kesabaran yg telaten sampai Nivi bisa pergi 
kekantornya sendiri tanpa dikawal.
Rian percaya padanya, 
percaya kepada nivi yg dulu dikenalnya sebelum istrinya itu kehilangan 
penglihatannya; wanita yg tidak pernah takut apapun dalam menghadapi 
rintangan dan selalu percaya diri. Pengorbanan Rian yg tulus dan 
luarbiasa itu sering membuat nivi menitikkan airmata diam-diam. Dia 
sangat bersyukur dan berterimaksih kepada Tuhan, karena telah 
mengirimkan seorang suami yg berhati malaikat dan mencintainya dalam 
keadaan apapun.
Akhirnya, Nivi memutuskan bhwa dia siap 
untuk melakukan perjalanan kekantornya seorang diri. Tibalah hari senin.
 Sebelum berangkat, susan mencium tangan Rian dan memeluknya erat-erat. 
Timbul dalam hatinya harapan dan doa untuk suaminya itu yg pernah 
menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yg terbaik. Matanya 
berkaca-kaca, penuh airmata syukur karena kesetiaan, kesabaran, dan 
cinta Rian. Nivi mengucapkan salam sebelum mereka berpisah. Untuk 
pertama kalinya mereka berangkat ke kantor dengan arah yg berlawanan.
Senin,
 Selasa, Rabu, Kamis .. setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum 
pernah susan merasa sepuas itu. Dia berhasil. Dia tidak percaya bahwa 
dia bisa pulang pergi kekantornya seorang diri, tanpa dikawal oleh Rian.
Pada
 jumat pagi, seperti biasa susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia 
membayar ongkos bus sebelum turun, sopir itu berkata, "Wah, aku iri 
padamu...".
Nivi tidak yakin sopir itu berkata padanya. 
lagipula, siapa yg bisa iri pada seorang wanita buta yg sepanjang tahun 
lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup. Dengan 
penasaran dia bertanya kepada sopir itu, " Kenapa kau bilang kau iri 
padaku..?"
Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu."
Nivi tidak tau apa maksud sopir itu.Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu..?".
"Kau
 tahu, minggu kemarin, setiap hari ada seorang pria tampan berseragam 
militer Angkatan Udara berdiri disudut jalan dan mengawasimu waktu kau 
naik dan turun dari bus. Itu terjadi setiap pagi dan sore ketika engkau 
berangkat dan pulang kantor. Dari ujung jalan sana, dia memastikan bahwa
 kau menyeberang dgn selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk 
kekantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala 
militer, lalu pergi. Kau sungguh wanita yg beruntung.." kata sopir itu.
Airmata
 bahagia langsung membasahi pipi Nivi. Karena meskipun secara fisik ia 
tidak bisa melihat Rian, dia selalu bisa merasakan kehadirannya. Mekipun Nivi yakin Tuhan Yang Maha Melihat selalu menjaganya di Atas sana, 
tapi Rian juga selalu menjaganya setiap hari tanpa dia menyadari. Dia 
beruntung, sangat beruntung, karena Rian memberinya hadiah yg jauh lebih
 berharga daripada penglihatan, hadiah yg tak perlu dilihatnya dengan 
matanya utk meyakinkan diri - Hadiah cinta yg bisa menjadi penerang 
dimanapun ada kegelapan -.
Dalam sedu airmatanya hatinya berucap, 
"Ada Seseorang yang Selalu Menjagaku .. Alhamdulillah ya Allah ".
Salam Hangat,





0 komentar:
Posting Komentar