Selamat Datang Di Blog Kisahin alias Kisah Inspiratif

Jangan menyerah atas impianmu.

Impian memberimu tujuan hidup. Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan.

Semangat!

Kamis, 25 Juli 2013

Masih Ada Seseorang Yang Menjagamu

 
 
 
Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika seorang wanita muda berpenampilan menarik dan cantik memakai tongkat putih menaiki tangga bus. Dia membayar kondektur bus,lalu dengan tangan meraba-raba kursi dia berjalan menyusuri lorong sampai menenukan kursi yg kosong. Kemudian dia duduk, meletakkan tasnya dipangkuannya, dan menyandarkan tongkat di tungkai kakinya.
Setahun sudah lewat sejak wanita buta itu, Nivi, baru berumur 24 tahun didiagnosa kehilangan penglihatannya ketika suatu penyakit merenggut matanya. 
Dia merasa terlempar kedalam dunia yg gelap gulita,penuh amarah, frustasi, dan rasa kasihan pada diri sendiri. Sebagai wanita karier yg biasa independen, Nivi merasa dikutuk oleh nasib mengerikan yg membuatnya merasa kehilangan kemampuan, tak berdaya, dan menjadi beban bagi orang2 di sekelilingnya.
Depresi mematahkan semangat susan yg tadinya selalu optimis. Tetapi betapapun seringnya dia menangis dan meratapi nasibnya dalam doa, dia juga menyadari kenyataan yg menyakitkan itu - bahwa penglihatannya tak kan pernah pulih lagi -. Dia menjadi sangat bergantung pada Rian, suaminya.
Satu-satunya yg menenangkan hatinya adalah ungkapan Rian yg berkata," Sabarlah sayang .. bayangkan pahala yg akan kau dapat dari Allah dari kabar gembira Sabda Nabi saw yg mengatakan,Jika Allah mencinta seorang hamba dengan mengambil penglihatannya, jika ia sabar dan ridha, maka tak ada balasan yg lain selain Surga". 
Maka setiap hari Rian membimbing Nivi kekamar mandi untuk berwudhu kemudian sholat berjamaah. Mengambilkan susan nasi dan menemaninya makan, begitu seterusnya.
 Rian adalah seorang perwira militer angkatan udara. Dia mencintai Nivi dgn tulus setulus-tulusnya. Ketika istrinya baru kehilangan penglihatannya, dia tau bagaimana susan tenggelam dalam keputusasaan. Rian bertekad akan menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri milik Nivi yg sudah lama hilang. Latar belakang militer Rian membuatnya terlatih untuk mnghadapi berbagai situasi darurat. tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran paling sulit yg pernah dihadapinya.
Akhirnya, Nivi siap untuk bekerja lagi. Tapi bagaimana dia akan sampai dikantornya? 
Dulu Nivi biasa naik bus, tetapi sekarang ia terlalu takut untuk pergi sndirian. Rian menawarkan untuk mengantarnya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak dipinggiran kota yg berseberangan. Mula-mula, kesepakatan itu membuat Nivi merasa nyaman dan Rian merasa puas karena bisa melindungi istrinya yg buta. Tetapi Rian segera menyadari bhwa peraturan itu keliru. NIVI HARUS BELAJAR NAIK BUS LAGI, SEORANG DIRI !
Bukan maksud Rian ingin menelantarkan istrinya, tapi Nivi harus diajari untuk mandiri. Kebutaannya bukan alasan dia harus selalu bergantung pada orang lain, meskipun itu suaminya sendiri.. kata Rian dalam hati.
Setelah itu, selama 1 bulan penuh Rian, dengan memakai seragam militer lengkap, mengawal nivi ke dan dari tempat kerja setiap hari. Dia mengajari Nivi bagaimana menggantungkan diri pada inderanya yg lain, terutama pendengarannya, untuk menentukan dimana dia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yg baru. Dia mengajari susan untuk berkenalan dan berkawan dengan sopir2 bus dan kondektur yg dapat mengawasinya dan menyisakan satu kursi untuknya setiap hari.
Setiap pagi mereka berangkat kerja bersama-sama, setelah itu Rian akan naik taksi kekantornya. Rian percaya dan yakin Tuhan akan membimbingnya. Hanya butuh waktu dan kesabaran yg telaten sampai Nivi bisa pergi kekantornya sendiri tanpa dikawal.
Rian percaya padanya, percaya kepada nivi yg dulu dikenalnya sebelum istrinya itu kehilangan penglihatannya; wanita yg tidak pernah takut apapun dalam menghadapi rintangan dan selalu percaya diri. Pengorbanan Rian yg tulus dan luarbiasa itu sering membuat nivi menitikkan airmata diam-diam. Dia sangat bersyukur dan berterimaksih kepada Tuhan, karena telah mengirimkan seorang suami yg berhati malaikat dan mencintainya dalam keadaan apapun.
Akhirnya, Nivi memutuskan bhwa dia siap untuk melakukan perjalanan kekantornya seorang diri. Tibalah hari senin. Sebelum berangkat, susan mencium tangan Rian dan memeluknya erat-erat. Timbul dalam hatinya harapan dan doa untuk suaminya itu yg pernah menjadi kawannya satu bus dan sahabatnya yg terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh airmata syukur karena kesetiaan, kesabaran, dan cinta Rian. Nivi mengucapkan salam sebelum mereka berpisah. Untuk pertama kalinya mereka berangkat ke kantor dengan arah yg berlawanan.
Senin, Selasa, Rabu, Kamis .. setiap hari dijalaninya dengan sempurna. Belum pernah susan merasa sepuas itu. Dia berhasil. Dia tidak percaya bahwa dia bisa pulang pergi kekantornya seorang diri, tanpa dikawal oleh Rian.
Pada jumat pagi, seperti biasa susan naik bus ke tempat kerja. Ketika dia membayar ongkos bus sebelum turun, sopir itu berkata, "Wah, aku iri padamu...".
Nivi tidak yakin sopir itu berkata padanya. lagipula, siapa yg bisa iri pada seorang wanita buta yg sepanjang tahun lalu berusaha menemukan keberanian untuk menjalani hidup. Dengan penasaran dia bertanya kepada sopir itu, " Kenapa kau bilang kau iri padaku..?"
Sopir itu menjawab, "Kau pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu."
Nivi tidak tau apa maksud sopir itu.Sekali lagi dia bertanya, "Apa maksudmu..?".
"Kau tahu, minggu kemarin, setiap hari ada seorang pria tampan berseragam militer Angkatan Udara berdiri disudut jalan dan mengawasimu waktu kau naik dan turun dari bus. Itu terjadi setiap pagi dan sore ketika engkau berangkat dan pulang kantor. Dari ujung jalan sana, dia memastikan bahwa kau menyeberang dgn selamat dan dia mengawasimu terus sampai kau masuk kekantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kau sungguh wanita yg beruntung.." kata sopir itu.
Airmata bahagia langsung membasahi pipi Nivi. Karena meskipun secara fisik ia tidak bisa melihat Rian, dia selalu bisa merasakan kehadirannya. Mekipun Nivi yakin Tuhan Yang Maha Melihat selalu menjaganya di Atas sana, tapi Rian juga selalu menjaganya setiap hari tanpa dia menyadari. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Rian memberinya hadiah yg jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yg tak perlu dilihatnya dengan matanya utk meyakinkan diri - Hadiah cinta yg bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan -.
Dalam sedu airmatanya hatinya berucap, 
"Ada Seseorang yang Selalu Menjagaku .. Alhamdulillah ya Allah ".













Sabtu, 13 Juli 2013

Hanya Waktu Yang Mengerti Cinta






Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak : ada Cinta, Kesedihan, Kekayaan, Kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik.
Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu.
Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. Cinta sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan.
Sementara itu air makin naik membasahi kaki Cinta. Tak lama Cinta melihat Kekayaan sedang mengayuh perahu. "Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!" teriak Cinta. "Aduh! Maaf, Cinta!" kata Kekayaan, "perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini." Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
Cinta sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. "Kegembiraan! Tolong aku!", teriak Cinta. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan Cinta.
Air makin tinggi membasahi Cinta sampai ke pinggang dan Cinta semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. "Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!", teriak Cinta. "Wah, Cinta, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini." sahut Kecantikan.
Cinta sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. "Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu," kata Cinta. "Maaf, Cinta. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja..." kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
Cinta putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, "Cinta! Mari cepat naik ke perahuku!" Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang pemuda dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.
Di pulau terdekat, orang  itu menurunkan Cinta
Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang  yang menyelamatkannya itu.
Cinta segera bertanya siapakah namamu "saya adalah Waktu." kata orang itu.
"Tapi, mengapa km menyelamatkanku? Aku tak mengenalmu. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku" tanya Cinta heran.
"Sebab," kata orang itu, "hanya Waktu lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari Cinta itu ......"

Terbanglah Cinta Sampaikan Sayang ku hanya bagi N